Proses
transesterifikasi meliputi dua tahap. Transesterifikasi I yaitu
pencampuran antara kalium hidroksida (KOH) dan metanol (CH30H) dengan
minyak sawit. Reaksi transesterifikasi I berlangsung sekitar 2 jam pada
suhu 58-65°C. Bahan yang pertama
kali dimasukkan ke dalam reaktor adalah asam lemak yang selanjutnya
dipanaskan hingga suhu yang telah ditentukan. Reaktor transesterifikasi
dilengkapi dengan pemanas dan pengaduk. Selama proses pemanasan,
pengaduk dijalankan. Tepat pada suhu reaktor 63°C, campuran metanol dan
KOH dimasukkan ke dalam reaktor dan waktu reaksi mulai dihitung pada
saat itu. Pada akhir reaksi akan terbentuk metil ester dengan konversi
sekitar 94%.
Selanjutnya produk ini diendapkan selama waktu tertentu
untuk memisahkan gliserol dan metil ester. Gliserol yang terbentuk
berada di lapisan bawah karena berat jenisnya lebih besar daripada metil
ester. Gliserol kemudian dikeluarkan dari reaktor agar tidak mengganggu
proses transesterifikasi II. Selanjutnya dilakukan transesterifikasi II
pada metil ester. Setelah proses transesterifikasi II selesai,
dilakukan pengendapan selama waktu tertentu agar gliserol terpisah dari
metil ester. Pengendapan II memerlukan waktu lebih pendek daripada
pengendapan I karena gliserol yang terbentuk relatif sedikit dan akan
larut melalui proses pencucian.
Pencucian hasil pengendapan pada transesterifikasi II bertujuan untuk menghilangkan senyawa
yang tidak diperlukan seperti sisa gliserol dan metanol. Pencucian
dilakukan pada suhu sekitar 55°C. Pencucian dilakukan tiga kali sampai
pH campuran menjadi normal (pH 6,8-7,2). Pengeringan Pengeringan
bertujuan untuk menghilangkan air yang tercampur dalam metil ester.
Pengeringan dilakukan sekitar 10 menit pada suhu 130°C. Pengeringan
dilakukan dengan cara memberikan panas pada produk dengan suhu sekitar
95°C secara sirkulasi. Ujung pipa sirkulasi ditempatkan di tengah
permukaan cairan pada alat pengering.
Filtrasi
Tahap
akhir dari proses pembuatan biodiesel adalah filtrasi. Filtrasi
bertujuan untuk menghilangkan partikel- partikel pengotor biodiesel yang
terbentuk selama proses berlangsung, seperti karat (kerak besi) yang
berasal dari dinding reaktor atau dinding pipa atau kotoran dari bahan baku. Filter yang dianjurkan berukuran sama atau lebih kecil dari 10 mikron.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar